Identifikasi,
Analisis
Bisnis
dan
Risiko Salim
Silver
Profil Perusahaan
CV Salim
Silver didirikan pada tahun 1990, merupakan UMKM yang bergerak dalam bidang
kerajinan perak di Kebodohan KG III/547 Kotagede, Yogyakarta. Kotagede
merupakan salah satu sentra kerajinan perak ternama di Indonesia, CV Salim
Silver merupakan penggerak pertama untuk pencarian pembaharuan dalam seni
pembuatan perak dan perhiasan.
Salim
Silver telah banyak menghasilkan berbagai macam kerajinan dari perak maupun
perhiasan. Salim Silver juga menerima desain yang diberikan oleh pelanggan yang
ingin dibuatkan perhisaan. Produk yang tersedia di Salim Silver meliputi
perhiasan (anting-anting, gelang, kalung, pin, cincin), patung, liontin dan
banyak lainnya. Semua produk yang ada di Salim Silver adalah buatan tangan dan
kepuasan pelanggan adalah jaminannya.
Identifikasi dan Analisis Bisnis
- Analisis Aspek Pemasaran
Produk utama yang
dihasilkan dari perak seperti kalung, bros, cincin, anting, liontin, miniatur,
dan cinderamata. Salim Silver memproduksi perhiasan perak untuk pasar ekspor. Sedangkan,
untuk pasar domestik Salim Silver lebih banyak memproduksi cinderamata dan
miniatur. Keunggulan produk Salim Silver dibandingkan dengan pesaingnya yang
bergerak dibidang yang sama adalah :
1. Desainnya
yang eksklusif dang bervariasi.
2. Memiliki
standar produk yang sesuai pasar internasional.
3. Konsumen
dapat memesan sesuai dengan keinginan mereka (custom).
4. Salim
Silver mengutamakan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Dalam
meningkatkan penjualan dan memperkenalkan produknya, Salim Silver aktif
mengikuti pameran, mempromosikan perusahaannya melalui media internet yaitu
dengan membuat website ( www.salimsilver.com
), dan memiliki showroom di Jalan
Kemasan. Produk Salim Silver tetap eksis dikarenakan sistem pemasarannya dari
mulut ke mulut oleh konsumennya terutama konsumen dari mancanegara.
Konsumen
dari produk Salim Silver sebagian besar dari pasar internasional, seperti dari
New York, Rumania, Pensylvania, Hawai, Hongkong, Jerman, dan Belanda. Pangsa pasar
dari Salim Silver sendiri didominasi pasar mancanegara sekitar 60% - 70%, untuk
sisanya dipasarkan di pasar domestik.
- Analisis Aspek Produksi
Bahan
utama yang digunakan adalah perak yang terdapat di daerah Sumatra, Jawa Barat,
Mataram, dan Kalimantan. Selain itu, dalam proses produksi diperlukan bahan
penolong yaitu alloy yang diimpor dari Jerman. Karena, bahan tersebut di
Indonesia tidak tersedia. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi
diantaranya palu,gergaji, amplas, jabung, gas elpiji, gas oksigen, lempengan, alat
setting, dan alat lebur.
Sebelum
proses produksi dimulai, perak harus dilebur berserta campurannya, kemudian dipukul-pukul
agar ketebalan perak menipis. Setelah dipukul batangan perak dimasukan kedalam
mesin untuk menghasilkan ketebalan lempengan perak yang diinginkan. Setelah
lempengan yang diinginkan sesuai dengan yang inginkan, desain yang telah
ditentukan akan dicetak. Proses pencetakan ataupun pembuatan perak memilki
bermacam teknik dianataranya teknik tatahan, teknik filigri, teknik casting,
dan juga teknik campuran. Teknik tatahan adalah teknik khas dari Kotagede,
hasil dari teknik ini sangat gampang ditemukan dipasar. Teknik filigri adalah
teknik yang berasal dari Sulawesi, teknik ini sangat mengandalkan keahlian dan
ketelitian dari pengrajin. Selain itu, teknik ini sangat sulit untuk ditiru. Teknik
casting adalah proses produksi dalam sekala besar karena teknik ini menggunakan
mesin. Teknik ini juga dapat meniru produk yang dihasilakan dari teknik tatahan,
karena proses ini hanya mengandalkan contoh produk ataupun desain produk. Teknik
campuran adalah teknik yang menggabungkan anatara teknik tatahan dan juga
teknik filigri, teknik inilah yang digunakan Salim Silver, agar produk yang
dihasilkan tidak dapat ditiru. Setelah melewati proses pencetakan, selanjutnya
akan memasuki proses setting dan proses poles. Dibagian ini produk akan dibakar
dan juga diberi warna.
Bahan
baku yang dibutuhkan untuk produksi disediakan sesuai dengan kebutuhan, sehingga
tidak ada bahan yang tersisa. Dalam sebulan bahan baku yang diperlukan sekitar
5kg dan dapat menghasilkan hingga ratusan produk.
- Analisis Aspek Sumber Daya Manusia
Didalam
bagan perusahaan Salim Silver Kotagede, ada bagian-bagiannya yang telah dibuat
sedemikian rupa diantaranya ada pemilik atau pemimpin perusahaan yaitu Bapak
Priyo Jatmiko Salim, dan di pihak administrasi kantor di pegang oleh Ibu Mardi.
Kemudian karyawan yang bekerja di perusahaan pengrajin perak ini terdiri dari
27 orang, dan didalamnya ada 2 jenis upah karyawan harian dan 2 jenis upah karyawan
borongan, apabila pesanannya melebihi kapasitas yang ada maka upah karyawan
rombonganlah yang berperan penting dalam pengoperasiannya.
Dengan
mengikuti jalannya waktu terus-menerus, pada bulan november di tahun 2008 perusahaan
ini mengalami pengurangan jumlah karyawan karena krisis global. Di dalam ruang
lingkup karyawan tersebut diantaranya ada beberapa karyawan mudanya berasal
dari lulusan pendidikan SMA/SMK. Perusahaan ini juga berusaha untuk menerapkan
dan mencari karyawan-karyawan baru yang berpotensi di dalam bidang desain terutama
dalam kerajinan perak.
- Analisis Aspek Keuangan
Penjualan
yang stabil dengan rata – rata omset sebesar Rp 100.000.000, /bulan perusahaan
dapat menutupi biaya produksi, beban lain-lain, dan masih memiliki laba yang
cukup. Perusahaan memiliki tempat
produksi milik sendiri dan alat- alat produksi memiliki umur ekonomis yang lama
jadi tidak perlu untuk membeli lagi dalam waktu jangka pendek.
Biaya
bahan baku dan bahan penolong disesuaikan dengan pesanan pelanggan, perusahaan
hanya rutin membeli bahan penolong seperti LPG, Amplas, Oksigen dan lain –
lain. Kemudian perusahaan membayar tagihan jaminan kesehatan per enam bulan
kepada dokter yang bekerja sama dengan perusahaan.
Identifikasi Risiko
Pada
setiap usaha bisnis tentu memiliki berbagai macam risiko, hal ini juga terjadi
pada Salim Silver. Setelah proses wawancara
yang dilakukan, akan diuraikan risiko yang sekarang sedang dihadapi dan
risiko yang akan dihadapi oleh Salim Silver berikut ini :
1. Fluktuasi
Nilai Mata Uang Rupiah
Pergerakan nilai mata uang rupiah yang tidak pasti
tentu menimbulkan risiko bagi Salim Silver. Hal ini dikarenakan ada beberapa
bahan penolong yang harus mengimpor dari luar negeri, salah satu bahan yang
harus membeli dari luar negeri adalah bahan campuran untuk proses peleburan
yaitu “Alloy” yang hanya ada di Negara Jerman.
2. Persaingan
dengan Negara India dan Cina
Saat ini sudah marak barang-barang tiruan dari India
dan Cina terutama untuk perhiasan – perhiasan dari perak. Hal ini tentu
merupakan ancaman bagi Salim Silver apalagi harga yang dipatok tiga kali lebih
terjangkau dibandingkan harga dari produk Salim Silver. Selain itu, kapasitas
produksi dari negara India dan Cina lebih besar dibandingkan Salim Silver. Hal ini
dikarenakan India dan Cina menggunakan teknik casting.
3. Plagiarisme
Desain
Saat ini telah berkembang teknik casting yang mengakibatkan sangat mudah
untuk meniru desain perhiasan. Hal ini membuat desain perhiasan menjadi tidak
eksklusif karena dapat diproduksi secara massal.
4. Kurangnya
Minat Konsumen Domestik
Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih menyukai
perhiasan yang terbuat dari emas. Karena mereka menganggap emas lebih bernilai
dari pada perak.
5. Banyaknya
Karyawan Yang Memiliki Usia Lanjut
Salim Silver saat ini memiliki beberapa orang
karyawan yang telah lanjut usia. Hal ini karena karyawan tersebut telah bekerja
sejak Salim Silver berdiri dan juga ada paradigma jika kerajinan perak identik
dengan orang tua.
Strategi Peruasahaan Dalam Mengelola Risiko
1.
Untuk menyiasati pergerakan nilai tukar rupiah yang tidak menentu, Salim Silver
mengurangi pembelian beberapa bahan penolong lainnya yang dirasa tidak terlalu
penting.
2.
Untuk menghadapi persaingan dengan India
dan Cina serta isu plagiarisme, Salim Silver menggunakan teknik campuran untuk
proses produksinya yaitu teknik tatahan dan juga filigri. Selain itu, Salim Silver
terus mengembangkan dan mencari desain terbaru yang inovatif.
3.
Untuk mengenalkan produk berbahan perak dipasar domestik, Salim Silver rutin
mengikuti pameran. Selain itu, Salim Silver juga terus mempromosikan melalui
internet yaitu website.
4.
Untuk mengatasi karyawan usia lanjut, Salim Silver terus melakukan regenerasi
karyawan dengan yang lebih muda yang tentu memiliki keahlian dan keterampilan
yang baik. Saat ini di Salim Silver sendiri memiliki karyawan termuda yang
berusia 20 tahun. Dengan adanya regenerasi ini desain yang dihasilkan pun semakin
bervariatif dan juga dinamis.
Pendapat Kelompok
Menurut kami, Salim Silver sudah mampu
menghadapi risiko yang ada, dimulai dari krisis moneter tahun 1998 hingga
krisis global tahun 2008. Dikarenakan, Salim Silver mempunyai strategi bersaing
dan keunggulan kompetitif dibandingkan
dengan produsen pengrajin perak lainnya. Strategi bersaing dan keunggulan
kompetitif yang dimilki oleh Salim Silver adalah desain yang eksklusif,
menarik, unik, bervariatif, dan juga tidak mudah ditiru. Dengan adanya relasi
dengan orang asing mempermudah Salim Silver untuk memasuki pasar global.
Hingga
saat ini Salim Silver tetap dapat bertahan dalam memproduksi bermacam kerajinan
perak, terutama perhiasan. Salim Silver kini juga telah memiliki distributor
dibeberapa benua dan tetap mempertahankan kualitas produk dipasar
internasioanal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar